Milenial sekarang pasti gak asing sama yang namanya FWB atau
friend with benefit. Istilah ini digunakan untuk hubungan dua orang yang
memiliki koneksi platonik saling menggunakan satu sama lain untuk seks. sederhananya yaitu ketika perempuan dan laki-laki secara fisik sangat intim namun
mereka tidak memiliki komitmen apapun. Ini berarti mereka hanya menikmati untuk
berhubungan intim saja, tidak ada romantisme dan ikatan apapun. Tidak ada
kencan, tidak ada hubungan, nongkrong bareng berarti bertemu dan melakukan
seks.
Aku pernah memiliki FWB. Dan jika merujuk dari penjelasan di atas, kita memang benar melakukannya seperti itu. Punya pacar?
Kebetulan saat itu hanya dia yang memiliki pacar. Aku memang memiliki hasrat
untuk selalu bersamanya, namun sayangnya aku belum mau terikat komitmen apapun.
Aku akan hadir disaat dia membutuhkanku. Selebihnya tenggelam di dunia
masing-masing.
aku tipikal orang yang lebih senang menjalin hubungan
seperti ini daripada harus komitmen tapi akhirnya kandas juga. sebelum aku
mampu berpikir, aku pernah memiliki 3 FWB sekaligus. Keuntungan mereka menjalin
hubungan seperti ini denganku adalah; mereka memiliki teman yang selalu siap di
ajak kemana-kemana. jadi temen kondangan paling seringnya sih. Atau pura-pura
jadi pacar mereka gara-gara mereka capek di kejar-kejar fansnya. siasatku,
bagaimana caranya mereka nyaman dan menghormatiku untuk tidak melakukan
hubungan intim. Memang benar, dompet dan segala keinginan aman di turutin, tapi
ya capek juga setiap hari harus ngatur jadwal ketemu. Hampir tiga bulan aku
seperti ini, karena capek akhirnya aku memutuskan untuk komitmen dengan satu
orang pria dan berakhir kandas juga. haha.
Seperti yang dijelaskan di atas, hanya fisik yang terlihat
intim namun tidak ada komitmen. Lalu bagaimana kalau ternyata menyimpan
perasaan? Ya sebenarnya itu gak salah. Perasaan kan hak miliki setiap orang.
Tinggal balik lagi bagaimana orang tersebut mengatur perasaannya. Kalau aku
yang berada di posisi ini misalnya aku jatuh cinta terhadap FWB-ku, ya utarakan
saja. Hanya mengutarakan bukan berarti ingin meminta komitmen kan? Tapi
sebenarnya hal ini salah, karena keluar dari penjelasan di atas. Nah, sebaiknya
kalau hal seperti ini sudah terjadi mending balik kanan bubar jalan dan cari
FWB baru.
Menurutku, memiliki FWB harus hati-hati. Aku menyarankan
untuk mencari tahu asal usulnya. Karena berorientasi pada hubungan intim, jadi
harus memastikan kalau dia “bersih”. Selain itu, jika “bermain” pun harus
menggunakan alat kontrasepsi. Jangan sampai kejadian, udah mah FWB eh ternyata
hamidah gara-gara telat ngangkat. Pilihlah yang memiliki “permainan” dan performa
yang bagus. Buat apa punya FWB yang berorientasi ke hubungan intim kalau tidak bisa
memuaskan? Selain itu, kita juga harus memperhatikan apakah dia punya pacar?
Rewel dan galakkah pacarnya? Soalnya kalau hal ini gak dipertimbangin bakal
jadi repot nantinya. Padahal kan sama-sama mau, tapi ternyata kalau dia malah
membela pacarnya saat ketahuan kan menyebalkan sekali. Siap sedia saat
dibutuhkan 24 Jam. Kenapa hal ini dimasukkan ke dalam saran, ya percuma aja
kalau kita butuh dianya gak ada. Cari yang dompetnya tebal, ganteng, dan
memiliki sopan santun dasar yang baik. haha. Aku rasa saran aku yang terakhir
ini susah banget terdapat dalam satu orang. Tapi kalau memang benar tidak ada
orang yang seperti itu, yang harus diperhatikan adalah dia memiliki sopan
santun dasar. Kalau seseorang sudah menerapkan sopan santun dalam hidupnya, dia
akan memperlakukan kita dengan baik.
Jangan sampai udah mah FWB ternyata jauh banget dari standar
yang kita punya. Terus keuntungannya disebelah mana? Butuh teman chat? Mending
download aplikasi robot aja kalau begitu. Punya FWB berarti kita memiliki
seseorang untuk memberikan afeksi. jangan FWB ketika kita hanya
dibutuhkan karena dia sedang birahi. Hal yang kayak gini sebenarnya sepele tapi
punya dampak besar. Ini bisa jadi memendam perasaan buruk dan menyebabkan kita
menjadi tidak percaya diri dan selalu menyalahkan diri sendiri kalau kita
sampah tidak berguna atau bahkan murahan. Oh iya, saling memberikan afeksi itu
wajar, tapi jangan sampai terlalu royal ya. karena kadang-kadang akan
dipertahankan sebagai sumber finansialnya. Bahaya banget kan kalau punya
parasit.
FWB just FWB. Rasa nyaman dan sayang pasti ada namun itu
hanya sesaat ketika kita mendapatkan afeksi disaat yang tepat. Ada beberapa
kasus berujung baper dan benar menjalin komitmen, namun lebih sering ketika
baper malah ditinggal pergi, oleh sebab itu, hati-hatilah. Haha.
Komentar
Posting Komentar