Laporkan Penyalahgunaan

Label

Langsung ke konten utama

ANALISA KADAR AIR DENGAN METODE TERMOGRAVIMETRI-LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA PANGAN

 

ANALISA KADAR AIR DENGAN METODE TERMOGRAVIMETRI

 

A.    TUJUAN

1.      Menentukan berat konstan boto timbang

2.      Menetukan kadar air bahan (wet basis)

3.      Menentukan kadar air bahan (dry basis)

4.      Menntukan kadar basah dan kadar kering dengan metoda termogravimetri

 

B.     PRINSIP DASAR

Prinsip kerja dari metode ini dengan menguapkan atau menghilangkan kadar air yang ada dalam bahan dengan cara pemanasan yang selanjutnya menimbang bahan sampai berat konstan yang berarti secara umum sudah di uapkan. Yang tersisa dari sampel bahan merupakan abu yang terdiri dari senyawa anorganik.

 

C.    CARA KERJA

Untuk melakukan percobahan ini tahapan proses yang dilakukan adalah dengan mengkonstankan berat cawan yang akaan digunakan terlebih dahulu. Cawan yang tersedia di cuci bersih kemudian di masukan dalam oven dengan suhu 1050C kemudian di dinginkan dan di timbang dengan neraca analitik.

Sampel yang berupa tempe di potong sebanyak 10 gram kemudian di haluskan sampai benar-benar halus.  Sampel sebanyak 2 gram di letakan dalam cawan yang telah konstan yang selanjutnya di panaskan pada suhu 100-1050C selama 3-5 jam. Di dinginkan dalam desikator kurang lebih 10 menit untuk selanjutnya dilakukan proses penimbangan. Proses ini dilakukan hingga berat hasil konstan.

 

D.    HASIL PENGAMATAN

PERLAKUAN

PENGAMATAN

-          Cawan dicuci dengan aquades setelah kering kemudian ditimbang

-          Di oven selama 30 menit

-          Di dinginkan dalam desikator kemudian ditimbang

-          Di ulangi sebanyak 3 kali

 

-          Tempe dihaluskan dengan mortal dan alu

 

ANALISIS KADAR AIR DENGAN METODE TERMOGRAVIMERTRI

-          Sampel di timbang sebanyak 2 gram

-          Cawan berisi sampel di masukkan ke dalam oven dengan suhu 1050C selama 3 jam

-          Cawan di dinginkan dalam desikator

-          Di timbang dengan neraca analitik

-          Dimasukan kembali ke dalam oven dengan suhu 1050C selama 10 menit kemudian di dingikan dalam desikator dan di timbang

-          Berat cawan = 20,7707 gram

 

 

-          Berat cawan = 20,5864 gram

 

-          Hasil penimbangan = 20,7707 gram; 20,5864 gram dan 20,5712 gram

-          Tempe halus

 

 

 

 

-          Berat cawan+sampel = 22,5712 gram

 

 

 

 

 

 

-          Berat = 22,1930 gram

-          Berat hasil penimbangan = 22,1930 gram; 21,9312 gram dan 21,7534 gram

 

 

E.     PENGOLAHAN DATA

1.      Berat botol timbang

W =  = 20,5788 gram ( a )

2.      Berat botol timbang+sampel

W = 22,1930 gram ( b )

3.      Berat konstan

W =  = 21,9614 gram ( c )

4.      Berat bahan basah

W = b – a

      = 22,1930 gram – 20,5788 gram =1,6142 gram ( d )

5.      Berat bahan kering

W = c – a

      = 21,9614 gram – 20,5788 gram = 1,3826 gram ( e )

6.      Berat air dalam bahan yang di uapkan

W = d – e

      = 1,6142 gram – 1,3826 gram = 0,2316 gram ( f )

7.      Kadar basah

Kadar basah =  =   = 14,34 %

8.      Kadar kering

Kadar kering =   =   =16,75%

 

F.     PEMBAHASAN

Meskipun sering di abaikan, air merupakan salah satu unsur penting dalam bahan makanan. Air sendiri meskipun bukan merupakan sumber nutrien seperti bahan makanan lain, namun sangat esensial dalam proses biokimiawi organisme hidup.

Di samping terdapat dalam bahan makanan secara alamiah, air terdapat bebas di alam dalam berbagai bentuk. Air bebas ini sangat penting juga dalam pertanian, pencucian dan sanitasi umum maupun pribadi, teknologi pangan dan sebagai air minum.

Praktikum kali ini bertujuan untuk mengetahui kadar air dalam suatu sampel. Sampel yang digunakan adalah tempe. Penentuan kadar air menggunakan metode pengeringan dengan alat oven, yang mana pengeringan tersebut dengan cara memasukkan sampel dalam oven pengering pada suhu 1050C selama 3 jam sampai beratnya konstan. Digunakan suhu tersebut karena titik didih air berada pada 1000C.

 Berat sebelum dilakukan pengeringan yaitu sebesar 22,5712 gram dan setelah pengeringan di dapatkan hasil sebesar 22,1930 gram. Selisih berat sebelum dan sesudah pengeringan adalah banyaknya air yang di uapkan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengeringan ada 2 golongan, yaitu:

1.      Faktor yang berhubungan dengan udara pengering. Suhu termasuk ke dalam golongan in. Selain itu ada juga kecepatan aliran pengering, kelembabpan udara.

2.      Faktor yang berhubungan dengan sifat bahan. Yakni ukuran bahan, dan kadar air.

 

G.    KESIMPULAN

Dari serangkaian percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkn bahwa:

1.      Berat konstan dari botol timbang dengan pengovenan sebanyak 3 kali yaitu 21,9614 gram

2.      Berat bahan basah dari hasil percobaan sebesar 1,6142 gram

3.      Berat bahan kering dari hasil percobaan sebesar 1,3826 gram

4.      Berat kadar basah sebesar 14,34% dan kadar kering sebesar 16,75 %

 

H.    DAFTAR PUSTAKA

-          Amamu, 2014. Analisis dengan Metode Termogravimetri.

            http://indo.digital.com/analisis-dengan-metode-termogravimetri-html

            di akses 27 Februari 2018 pukul 20.16 WIB

-          anonim, 2018. Modul Praktikum Kimia Pangan. Bandung; UIN SGD Bandung

-          ditya, 2011. Analisis Pangan. Jakarta; UI Press

-          Winarno,F.G. kimia Pangan dan Gizi. Jakarta; Gramedia.


hi! aku Ocin Atrian. hari ini pekerjaanku adalah seorang guru, penari, dan penata make up. Beberapa postingan mengenai "Kimia" adalah murni milikku. hmmm, btw aku sarjana kimia gais heuheu

Komentar