ANALISIS VITAMIN
I.
Tujuan
a) Membuktikan adanya vitamin A dalam sampel secara
kualitatif
b) Membuktikan adanya vitamin D dalam sampel secara
kualitatif
c) Membuktikan adanya vitamin E dalam sampel secara
kualitatif
d) Membuktikan adanya vitamin B1 dalam
sampel secara kualitatif
e) Menentukan kadar vitamin C yang terdapat pada sampel
tomat yang telah ditumis, tomat yang dikukus, tomat segar dan buah jambu biji
merah
II.
Prinsip Kerja
Pada percobaaan analisis vitamin A, D, E dan B1 metode
yang digunakannya berbeda-beda untuk setiap vitaminnya. Untuk penentuan adanya
vitamin A, didasarkan pada penambahan pereaksi TCA yang akan memberikan warna
biru kemudian berubah menadi coklat. Intensitas warna biru akan sebanding
dengan kandungan vitamin A yang terkandung didalam sampel. Penentuan vitamin D
didasarkan pada penambahan pereaksi Hidrogen peroksida yang dipanaskan, dimana
akan merusak vitamin A yang terkandung dan hanya menyisakan vitamin D untuk
diidentifikasi. Dan pada penentuan vitamin E didasarkan pada reaksi vitamin E
dengan alkohol abcolut dengan HNO3 pekat yang akan memberikan kompek
berwarna merah. Sedangkan untuk penentuan adanya vitamin B1 didasarkan pada
penambahan basa dan uga penambahan reagen lainnya yang akan menghasilkan
kompleks berwarna coklat kehitaman. Penentuan kadar vitamin C didasarkan pada
titrasi iodometri, yang mana titrasi iodometri (redoksimetri)
termasuk dalam titrasi dengan cara tidak langsung, dalam hal ini ion iodide
sebagai pereduksi diubah menjadi iodium yang nantinya dititrasi dengan larutan
baku Na2S2O3. Cara ini digunakan untuk
penentuan oksidator H2O2. Pada oksidator ditambahkan
larutan KI dan asam sehingga akan terbentuk iodium yang akan dititrasi dengan
Na2S2O3. Sebagai indicator, digunakan larutan
kanji. Titik akhir titrasi pada iodometri apabila warna biru telah hilang
III.
Cara kerja
a)
Analisis vitamin A
Sampel vitamin A (minyak ikan) dikeluarkan dari bungkusnya dan
dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Kemudiaan ditambahkan 5 ml larutan TCA.
Diamati perubahan yang terjadi.
b)
Analisis Vitamin D
Sampel vitamin D (minyak ikan) dimasukkan ke dalam tabung reaksi, lalu
ditambahkan dengan 5 tetes H2O2. Sampel kemudian
dipanaskan hingga tak lagi terdapat gelembung dan didinginkan. Setelah larutan
dingin, ditambahkan dengan reagen TCA. Perubahan yang terjadi kemudian diamati.
c)
Analisis vitamin E
Sampel vitamin E dimasukkan ke dalam tabung reaksi, lalu
ditambahkan dengan 0,5 mL alkohol 95% dan dikocok. Setelah itu, ditambahkan
dengan 0,5 mL HNO3, perubahan yang terjadi diamati.
d) Analisis
vitamin B1
Sampel
vitamin B1 IPI dilarutkan dengan 5 mL akuades dan dimasukkan kedalam
tabung reaksi. Campuran dikocok hingga homogen. Pada campuran kemudian
ditambahkan dengan NaOH 6M hingga pH netral dan dikocok. Larutan ditambahkan
dengan beberapa tetes larutan K4Fe(CN6)3,
perubahan yang terjadi kemudian diamati.
e) Analisis
vitamin C
Sampel tomat kukus, tomat tumis,
tomat segar dan jambu biji dihancurkan kemudian ditimbang sebanyak 30 gram dan
dimasukkan kedalam labu ukur 100 mL. slurry ini lalu diencerkan hingga mencapai
tanda batas. Kemudian larutan disaring dan diambil 10 mL larutan dan dimasukkan
kedalam Erlenmeyer. Larutan kemudian ditambahkan dengan 2 mL amilum 1% dan 20
mL akuades. Larutan kemudian dititrasi dengan iodin hingga muncul warna biru.
I.
Pembahasan
Vitamin
adalah sekelompok senyawa organik berbobot
molekul kecil yang memiliki fungsi vital
dalam metabolisme setiap organisme
yang tidak dapat dihasilkan oleh tubuh. Secara garis besar vitamin dibagi
menjadi 2 kelompok yaitu vitamin yang larut dalam air dan vitamin yang larut
dalam lemak. Vitamin yang larut dalam air yaitu vitamin B kompleks, dan juga
vitamin C. Vitamin yang larut dalam air hanya dapat disimpan dalam jumlah
sedikit dan biasanya akan segera hilang bersama aliran makanan. Saat suatu
bahan pangan dicerna oleh tubuh, vitamin yang terlepas akan masuk ke dalam
aliran darah dan beredar ke seluruh bagian tubuh. Apabila tidak dibutuhkan,
vitamin ini akan segera dibuang tubuh bersama urin.
Maka dari itu vitamin ini dibutuhkan dalam jumlah banyak dan terus-menerus.
Sedangkan vitamin yang larut dalam lemak adalah vitamin A,D,E,K. Vitamin yang
larut dalam lemak akan disimpan di dalam jaringan adiposa (lemak)
dan di dalam hati. Vitamin ini kemudian akan dikeluarkan dan diedarkan ke
seluruh tubuh saat dibutuhkan. Beberapa jenis vitamin hanya dapat disimpan
beberapa hari saja di dalam tubuh, sedangkan jenis vitamin lain dapat bertahan
hingga 6 bulan lamanya di dalam tubuh.
Pada percobaan kali dilakukan
percobaan secara kualitatif dan kuantitatif. Percobaan secara kualitatif
dilakukan untuk pengujian vitamin A, D, E, dan juga B1. Pengujian ini dilakukan
dengan cara penambahan reagen yang sesuai kedalam sampel. Sedangkan untuk
percobaan yang dilakukan secara kuantitatif yaitu untuk pengujian vitamin C
dilakukan dengan cara titrasi iodometri.
Percobaan yang pertama dilakukan
adalah analisis vitamin A, sampel yang digunakannya minyak ikan. Penentuan adanya vitamin A dapat dilakukan dengan
pereaksi car price atau pereaksi trikloroasetat (TCA). Jika
dengan pereaksi car price memberikan warna biru yang kemudian berubah
menjadi merah coklat maka zat tersebut mengandung vitamin A. intensitas wana
biru sebanding dengan banyaknya vitamin A yang dikandung oleh suatu bahan
sehingga dapat dijadikan dasar penentuan kuantitatif vitamin A secara
kolorimetri. Minyak ikan yang berupa cairan dalam kapsul dikeluarkan terlebih
dahulu isinya dan dipindahkan ke tabung reaksi, sampel tersebut kemudian ditambahkan
dengan 5 ml reagen TCA. Ketika penambahan TCA pada sampel membentuk 2 fasa
yaitu fasa bawah larutan berwarna kuning dan fasa atas larutan tidak berwarna. Dilihat
dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa sampel minyak ikan ini tidak
mengandung vitamin A. karena jika positif mengandung vitamin A lartan akan
menunjukkan perubahan warna menjadi biru.
Percobaan kedua yaitu
pengujian vitamin D pada sampel minyak ikan pula. Dimana minyak ikan tersebut
dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Kemudian ditambahkan 4 tetes H2O2
dan dipanaskan. Pemanasan dan penambahan hidrogen peroksida (H2O2)
bertujuan untuk merusak vitamin A yang terdapat didalam minyak ikan sehingga
vitamin D teridentifikasi dengan jelas, sebab vitamin D tahan terhadap
pemanasan, asam dan oksigen. Setelah vitamin A rusak yang ditandai dengan
hilangnya gelembung pada proses pemanasan, Selain itu pemanasan
dilakukan juga untuk menguapkan bahan lain yang tidak dibutuhkan dalam uji ini
agar ketika diuji nanti vitamin D lah yang bereaksi. H2O2 bertindak sebagai reduktor
untuk mengoksidasi. Oksidasi ini ditandai dengan hilangnya gelembung yang
dihasilkan pada saat penambahan H2O2. Pemanasan dengan H2O2
ini tidak merusak vitamin D. Kemudian ditambahkan reagen TCA untuk menguji
apakah masih ada vitamin A dalam sampel atau tidak. Saat dihomogenkan larutan
tidak membentuk larutan jingga kemerahan melainkan tidak terdapat perubahan
warna. Hal ini menandakan bahwa sampel tersebut negatif mengadung vitamin D.
Untuk uji analisis
vitamin E, sampel yang digunakan adalah kapsul Ever -E yang mengandung vitamin
E. Sampel ditambahkan dengan alkohol 96%
yang berfungsi untuk membentuk senyawa a-tokofenol. Kemudian ditambahkan
larutan asam nitrat yang berfungsi untuk mengubah senyawa a-tokofenol menjadi
a-kuinon. A-kuinon inilah yang menimbulkan warna jingga pada larutan. Hasil
dari percobaan yang dilakukan larutan berubah warna menjadi jingga kemerahan,
hal ini menandakan bahwa sampel positif mengandung vitamin E.
Pada analisis vitamin B1
digunakan sampel vitamin B1 IPI dan dihasilkan senyawa berupa
larutan putih agak kekuningan. Vitamin B1 atau
thiamin mengandung sistem dua cincin yaitu inti pirimidin dan thiazol. Dalam
tanaman, terutama serealia, vitamin B1 terdapat dalam keadaan bebas, sedangkan
dalam jaringan hewan terdapat sebagai koenzim yaitu thiamin pirofosfat (TPP).
Thiamin bersifat larut dalam air tetapi tidak larut dalam lemak. Dalam larutan
netral atau alkalis, thiamin mudah rusak, sedangkan dalam keadaan asam tahan.
Thiamin stabil pada pemanasan kering, tetapi mudah terurai oleh zat-zat
pengoksidasi dan terhadap radiasi sinar ultraviolet.sebelum diuji, tablet
sampel B1 ini dihaluskan terlebih dahulu dengan mortar dan alu hal ini
bertujuan untuk memperkecil permukaan sampel sehigga akan lebih mudah untuk bereaksi
dengan reagen yang akan ditambahkan. Sampel kemudian ditambahkan akuades
sebanyak 5 mL. Akuades disini berfungsi sebagai pelarut untuk melarutkan
sampel. Kemudian dipipet sebanyak 1 mL dalam tabung reaksi dan ditambahkan 5
tetes NaOH 30%. Penambahan NaOH bertujuan untuk memberikan keadaan basa pada
larutan dan terjadi reaksi pertukaran basa yang melibatkan nukleofilik dan
pemindahan gugus metilen dari bagian pirimidin sehingga menghasilkan warna
kuning dan juga penambahan NaOH pada percobaan ini
dimaksudkan agar pH larutan menjadi basa sehingga gugus asam pada vitamin B1
akan mengalami oksidasi.. Namun dalam
percobaan setelah penambahan NaOH 30% warna yang dihasilkannya itu berupa
campuran putih keruh. Setelah itu, dilakukan penambahan K4Fe(CN6)3
sebanyak 1 mL sehingga menghasilkan campuran berwarna kuning dan terdapat
endapan berwarna putih sehingga negatif (-) mengandung vitamin B1. Menurut literatur yang ada, analisis vitamin B1 akan
menghasilkan endapan berwarna coklat kehitaman, perubahan warna ini disebabkan
oleh gugus yang bersifat asam pada vitamin B1 mengalami oksidasi
sehingga akan mengaktifkan gugus tiazol.
Percobaan terakhir adalah
percobaan penentuan kadar vitamin C dalam sampel berupa tomat segar, tumis,
kukus, dan jambu biji segar secara kuantitatif dengan titrasi iodometri. Langkah awal untuk metode titrasi
iodometri adalah persiapan
sampel yaitu dengan menimbang sampel sebanyak 200 gram. Kemudian sampel tersebut dihaluskan sampai
terbentuk slurry dengan menggunakan mortal alu dimana fungsi penghancuran ini
adalah untuk mempermudah vitamin C
larut dalam air. Slurry yang didapatkan kemudian ditimbang sebanyak 30 gram dan diencerkan
dalam
labu ukur 50 mL akuades sehingga
didapatkan sampel buah tomat
berwarna orange. Setelah pengenceran
dilakukan, sampel didiamkan selama
15 menit sambil dikocok sesekali. Hal ini
dilakukan agar vitamin C benar-benar larut dalam aquades. Langkah berikutnya dilakukan penyaringan, dimana sampel diambil filtratnya 15 mL dan dimasukkan dalam labu Erlenmeyer 100 mL. Kemudian ditambah 1 mL amilum 1% dan akuades sebanyak 10
mL. kemudian sampel dititrasi
menggunakan larutan Iodin 0,01N yang
berwarna. kemudian filtrat di tambahkan dengan amilum 1%
sebanyak 1 ml, penambahan ini akan membentuk kompleks dengan I2 dan
ditambahkan aquadest. Kemudian larutan vitamin C di titrasi secara
perlahan dengan larutan iodin. Ketika akan mencapai batas akhir titrasi,
larutan vitamin C terkadang menimbulkan warna biru, namun warna biru tersebut
hilang lagi. Hal ini dikarenakan masih ada vitamin C yang belum bereaksi dengan
larutan iodin. Setelah beberapa saat, di dapatlah warna biru yang tetap yang menandakan vitamin C telah
habis bereaksi dan titik akhir titrasi telah tercapai. Warna biru terbentuk karena
dalam larutan pati terdapat unit-unit glukosa yang membentuk rantai heliks
karena adanya ikatan konfigurasi pada tiap unit glukosanya. Bentuk ini
menyebabkan pati dapat membentuk kompleks dengan molekul iodium, sehingga
menyebabkan warna biru tua pada kompleks tersebut. Konsentrasi larutan iodium
yang digunakan untuk mencapai titik akhir titrasi adalah sebesar 0.01 N. Dari
data yang diperoleh, dapat dihitung kadar vitamin C yang terkandung dalam
sampel dan didapat hasil dari kadar vitamin C dari sampel tomat segar dan jambu
biji segar lebih besar dari sampel tomat kukus dan tumis.

adapun persamaan reaksi yaitu :
I.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil
percobaan dan analisis data, dapat disimpulkan bahwa:
a) Pada
sampel vitamin A minyak ikan, negatif mengandung vitamin A karena tak
menunjukkan hasil positif berupa larutan berwarna biru kehijauan.
b) Pada
sampel minyak ikan, negative mengandung vitamin D dimana dihasilkan larutan tidak
meunjukkan warna jingga kuning berwarna jingga kuning.
c) Pada
sampel Ever-E, positif mengandung vitamin E dimana dihasilkan larutan berwarna
jingga kemerahan.
d) Pada
sampel vitamin B1 IPI, negatif mengandung vitamin B1
karena tidak menunjukkan hasil positif dimana hasil positif akan muncul endapan
berwarna coklat kehitaman.
e) Pada
analisis vitamin C dengan metode titrasi iodometri menggunakan sampel tomat
segar sebesar 1.7612 mg dan 0.0058%. kadar vitamin c pada tomat tumis yaitu
sebesar 1.3209 mg dan 0.0044%. kadar vitamin c pada tomat kukus yaitu sebesar
0.8806 mg dan 0.0029%. kadar vitamin c pada jambu biji yaitu sebesar 1.7612 mg
dan 0.0058%.
II.
Daftar Pustaka
·
Basset. 1994. Ilmu Gizi. Jakarta : Balai Pustaka.
·
Godam. 2006. Pengertian dan Definisi Vitamin.
diakses pada tanggal 6 Mei 2018. Pukul 08:00 WIB.
·
Nemours. 2010. Vitamin. Jakarta : Penebar Swadaya.
·
Thenawijaya, meiji. 1982. Dasar-dasar Biokimia.
Jakarta : Erlangga.
·
Winarno, F.G. 2004. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta
: PT.Gramedia Pustaka Utama.
·
Wiryanta, Bemardinus. 2002. Bertanam Tomat.
Jakarta : PT. Agro Media Pustaka.
Komentar
Posting Komentar