GELATINISASI DAN HIDROLISIS PATI (Kanji)
I.
Tujuan
·
Menentukan faktor-faktor
yang mempengaruhi gelatinisasi
·
Menentukan tekstur sampel
(kanji) setelah pemanasan dan pendinginan
·
Menentukan kandungan gula
berdasarkan metode gelatinisasi dengan hidrolisis asam
II.
Prinsip
Dasar
Pada percobaan kali ini didasarkan pada
metode hidrolisis asam untuk menentukan kadar pati. Prinsip gelatinisasi
didasarkan pada koagulasi koloid yang mengakibatkan terperangkapnya air
sehingga menyebabkan perubahan pada granula pati yang tidak dapat kembali ke
bentuk semula. Prinsip hidrolisis asam yaitu dengan HCl menjadi glukosa dan
menetralkan dengan penambahan NaOH melalui proses refluks.
III.
Cara
Kerja
A.
Pembuatan
Larutan
1. HCl
25% dari 36% dalam 50mL
HCl 36% dipipet sebanyak
34,7221mL dan diencerkan aquadest hingga volume larutan 50 mL, dihomogenkan.
2. H2SO4
0,255N dari 96% dalan 150 mL
H2SO4
96% dipipet sebanyak 1,0961 mL dan diencerkan dengan aquades hingga volume
larutan 150mL
3. H2SO4
0,255N dari 96% dalan 50 mL
H2SO4
96% dipipet sebanyak 1,0961 mL dan diencerkan dengan aquades hingga volume
larutan 50m
4. alkohol
80% dari 96% dalam 200mL
alkohol 96% dipipet
sebanyak 166,67 mL dan diencerkan dengan aquades hingga volume larutan 200mL
5. NaOH
0,313N dalam 200 mL
Padatan NaOH ditimbang
sebanyak 2,504 gram. Dimasukkan ke gelas kimia 250 mL dan dilarutkan dengan
aquades sampai 200mL.
B.
Gelatinisasi
Sampel kanji ditimbang dengan berbagai
massa (0,1 ; 0,5 ;1 ; 2 ;3 dan 5) gram menggunakan neraca analitik. Dimasukkan
ke masing-masing tabung reaksi yang berbeda. Dilarutkan dengan aquades dan
dihomogenkan. Larutan ditutup dan dimasukkan ke dalam penangas air selama 10
menit. Diangkat dan didinginkan pada ice bath. Diamati perubahan dari setiap
larutan.
C.
Hidrolisis
Pati
Tepung
terigu ditimbang sebanyak3 gram. Tepung dimasukkan ke gelas kimia 250 mL.
Ditambahkan 50mL etanol dan diaduk selama 1 jam. Larutan disaring menggunakan
kertas saring. Dicuci dengan aquades 200mL dan ditambahkan batu didih. Pada
larutan ditambahkan HCl 20 mL, direfluks selama 1 jam. Larutan didinginkan pada
suhu ruang kemudian dinetralkan dengan NaOH 10%. Lrutan disaring kembali dan diencerkan
menjadi 250mL. Filtrat hasil penyaringan dimasukkan ke buret. Dibuat larutan
baku fehling A 5mL+fehing B 5mL +15 mL
fitrat dalam buret. Campuran dipanaskan pada hotplate dan dititrasi dengan
ditambahkan metil biru.
IV.
Hasil
Pengamatan
PERLAKUAN |
PENGAMATAN |
1. Pembuatan
larutan HCl 25% 20 ml dari HCl 36% -
HCl 36% dipipet
sebanyak 34,722 ml dan di masukkan ke gelas kimia 250 ml -
Diencerkan dengan
aquades hingga volume larutan 50 ml, homogenkan 2. Pembuatan
larutan NaOH 50% 100 ml -
NaOH ditimbang sebanyak
50 gram dan dimasukkan ke gelas kimia -
Dilarutkan dengan
aquades hingga bervolume 100 ml 3.
Gelatinisasi pati -
Tepung kanji ditimbang
sebanyak 0,1; 0,5; 1; 2; 3 dan 5 gram dan masing-masing di masukkan ke tabung
reaksi berbeda -
Ditambahkan aquades
hingga setiap tabung bervolume 20 ml -
Di kocok hingga semua
air berinteraksi dengan tepung -
Dipanaskakn pada
penangas air selama 10 menit -
Dingikan dan amati 4.
Hidrolisis pati -
Tepung terigu ditimbang
sebanyak 3 gram -
Di masukkan ke dalam
gelas kimia 250 ml dan ditambahkan etanol 80% 50 ml -
Di aduk selama 1 jam -
Larutan di saring -
Residu di pindahkan ke
dalam labu bundar 250 ml -
Dicuci dengan aquades
200 ml -
Ditambahkan batu didih -
Ditambahkan HCl 25% 20
ml -
Direfuks selama 1 jam -
Didinginkan pada suhu
ruang, cek pH -
Dinetralkan dengan NaOH
50% -
Larutan di saring
dengan kertas saring -
Filtrat di masukkan ke
labu takar 250 ml -
Di encerkan dengan
aquades sampai tanda batas -
Filtrat yang telah
diencerkan dimasukkan ke buret -
Dibuat larutan baku
fehling A sebanyak 5 ml dan ditambahkan larutan fehling B dan ditambahkan
filtrat 15 ml - Campuran
larutan dipanaskan pada hotplate -
Ditambahkan 3 tetes
metil biru -
Dititrasi dengan
filtrat dalam buret -
Duplo |
- HCl
36% = larutan tidak berwarna - Menjadi
larutan tidak berwarna - NaOH
= padatan kristal berwarna putih
dengan massa timbang sebesar 50,0015 gram - Menjadi larutan tidak berwarna - Tepung
kanji = padatan serbuk berwarna putih - Larutan
berwarna putih keruh dan semakin pekat - Tepung
larut dalam air - Tidak
terjadi perubahan warna - Tabung
1=tekstur lembut, licin, larutan bening Tabung
2=tekstur kenyal, larutan bening, endapan putih Tabung3=tekstur
kenyal, lembut Tabung
4=tekstur lebih kenyal, larutan sedikit keruh Tabung
5=tekstur kenya, larutan keruh Tabung
6=tekstur lembut, larutan putih keruh - Tepung=padatan
berwarna putih dengan massa 3,000 gr - Etanol=larutan
tak berwarna menjadi larutan berwarna putih dengan endapan putih - Tidak
terjadi perubahan - Residu=padatan
halus berwarna putih. Filtrat berupa larutan tidak berwarna - Larutan
berwarna putih dengan endapan putih - HCl
25%=larutan tidak berwarna. Menjadi larutan tidak berwarna dan terdapat
endapan putih - Endapan
hilang, larutan tidak berwarna - pH=0 - pH=7
larutan tak berwarna - residu
tidak kasat mata dengan filtrat tak berwarna - filtrat
dalam labu takar - larutan
tidak berwarna - filtrat
dalam buret - fehling
A=larutan berwarna biru - fehling
B=larutan tidak berwarna - filtrat=larutan
tak berwarna - memnghasilkan
larutan berwarna biru tua terdapat sedikit endapan - campuran
berwarna hijau, endapan berwarna merah bata - larutan
berwarna biru - larutan
menjadi berwarna merah bata - data
dalalm tabel 1 |
V.
Perhitungan
1. Pembuatan
larutan HCl 25% dari 36% 100 ml
M1 x V1 = M2 x V2
V1 = = 34,7222 ml
2. Pembuatan
larutan NaOH 50% 100 ml
Massa = % x V
= x 100 ml
= 50 gram
3. Pembuatan
alkohol 80% dari 96% 200 ml
M1 x V1 = M2 x V2
V1 = = 166,66 ml
VI.
Pembahasan
Pada
percobaan ini didasarkan pada metode hidrolisis asam untuk menentukan kadar
pati. Prinsip gelatinisasi sendiri yaitu berdasarkan pada koagulasi koloid yang
mengakibatkan terperangkapnya air sehingga menyebabkan perubahan pada granula
pati yang tidak dapat kembali ke bentuk semula.
Pada
gelatinisasi digunakan sampel tepung kanji dengan penimbangan massa yang
berbeda yaitu 0,1 gram, 015 gram, 1 gram, 2 gram, 3 gram, dan 5 gram dan
diarutkan hingga volume 20 mL. Penimbangan dengan berbeda massa ini bertujuan
untuk membandingkan hasil dari setiap pelarutan dari sampel kanji. Dilarutkan
dengan aquades ini dikarenakan kanji dapat larut dengan aquades yang merupakan
pelarut universal. Pada masing-masing massa kanji dimasukkan ke tabung reaksi
dan ditutup dengan plastik wrap sebelum dilakukan pemanasan. Pati alam tidak
dapat larut sempurna dalam air dingin, jika dipanaskan dalam air maka
butir-butir tersebut akan menyerap air, membengkak, pecah dan pati akan
menyebar. Pada akhirnya pati akan membentuk yang bersifat kental. Suhu pada
saat granula pati membengkak dengan cepat dan mengalami perubahan yang bersifat
tidak dapat kembali seperti semula, hal ini disebut suhu gelatinisasi pati.
Selanjutnya
hidrolisis pati dengan sampel tepung terigu yang ditimbang sebanyak 3 gram
kemudian dilarutkan dengan etanol. Tepung terigu merupakan pati alami dan
digunakannya etanol sebagai pelarut dikarenakan etanol merupakan pelarut alami
sehingga digunakan untuk melarutkan tepung terigu. Dilakukan pengadukan selama
1 jam untuk mencampurkan secara sempurna antara tepung terigu dengan etanol
sehingga dapat homogen. Larutan disaring menggunakan kertas saring untuk
memisahkan filtrat dan residu agar terpisah. Kertas saring memiliki pori-pori
yang kecil sehingga residu tidak dapat ikut tercampur dengan filtrat.
Filtrat
hasil penyaringan ditambahkan batu didih yang bertujuan untuk mencegah bumping
pada saat pemanasan. Pada filtrat ditambahkan HCl sebanyak 20 mL yang bertujuan
untuk memberikan suasana asam pada larutan dan sebagai katalisator, jika HCl
yang ditambahkan melebihi batas ini akan mengurangi hasil hidrolisis. Campuran yang
dihasilkan kemudian direfluks selama 1 jam. Prinsip refluks sendiri yaitu
dimana pelarut volatil yang digunakan akan menguap pada suhu tinggi, namun akan
didinginkan dengan kondensor sehingga pelarut yang tadinya dalam bentuk uap
akan mengembun pada kondensor dan akan turun lagi ke dalam wadah reaksi
sehingga pelarut akan tetap ada selama reaksi berlangsung. HCl sendiri tidak
bereaksi dengan pati jadi hanya sebagai katalisator yang hanya mempercepat
reaksi tanpa mengurangi volume larutan dari HCl tersebut. Larutan hasil refluks
kemudian didinginkan pada suhu ruang dan ditambahkan NaOH 10% yang bertujuan
untuk menetralkan larutan yang semula bersifat asam supaya dengan sifat netral
larutan tersebut dapat mereduksi raegen fehling. Larutan disaring dengan
menggunakan kertas saring untuk memisahkan residu atau pengotor dengan filtrat
yang dihasilkan. Sebelum digunakan untuk mereduksi reagen fehling, larutan
diencerkan dengan aquadest hingga volume 250 mL agar konsentrasinya tidak
terlalu pekat.
Pada
saat analisis glukosa murni dilakukan, fehling A dan B yang akan dititrasi
dengan larutan hasil hidrolisis harus dipanaskan diatas penangas listrik
terlebih dahulu. Hal ini untuk mempercepat reaksi reaksi antara larutan
hidroisis dan fehling. Pada campuran ditambahkan indikator metil biru sebelum
dilakukan titrasi. Fungsi dari penambahan indikator metil biru ini untuk
menentukan titik akhir titrasi dengan berubahnya warna larutan yang semula
berwarna coklat menjadi merah bata. Pada saat titrasi dilakukan duplo ini
bertujuan untuk memberi keakuratan pada hasil yang diinginkan. Dan di peroleh
volume tara-rata titrasi sebesar 9,45 mL.
VII.
Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat
ditarik kesimpulan bahwa:
·
Faktor-faktor yang
mempengaruhi gelatinisasi adalah asal pati, pH larutan, suhu air, konsentrasi
pati dan lamanya pemanasan.
·
Tekstur hasil proses
gelatinisasi semakin besar massa sampel kanji maka semakin pada dan halus
tekstur yang dihasilkan
·
Kandungan pati pada
sampel tepung terigu tidak didapatkan karena konsentrasi fehling tidak
diketahui
VIII.
Daftar
Pustaka
Amamu, 2014. Analisis dengan Metode Termogravimetri.
http://indo.digital.com/analisis-dengan-metode-termogravimetri-html
di akses 09 Maret 2018 pukul 20.16 WIB
Anonim,
2018. Modul Praktikum Kimia Pangan. Bandung;
UIN SGD Bandung
Ditya, 2011. Analisis Pangan. Jakarta; UI Press
Sudarmadji, Slamet, H.Bambang, Suhardi. 2003. Analisa Bahan
Makanan dan
Pertanian. Yogyakarta : Liberty.
Winarno,F.G. kimia Pangan dan Gizi. Jakarta; Gramedia.
1.
Jelaskan pengertian
gelatin dan gelatinisasi!
2.
Sebutkan
komposisi pereaksi anthrone dan fungsinya pada penentuan kadar gula
3.
Tuliskan
struktur kimia sukrosa!
Jawaban
1.
Gelatin
merupakan campuran antara peptida dengan protein yang diperoleh dari hidrolisis
kolagen secara alami terdapat pada tulang atau kulit binatang.
Gelatinisasi adalah perubahan yang terjadi pada granula pati pada
waktu mengalami pembengkakan yang luar biasa dan tidak dapat kembali ke bentuk
semula. Gelatinisasi disebut juga sebagai peristiwa koagulasi koloid yang
mengakibatkan terperangkapnya air. Gelatinasi tidak dapat kembali ke bentuk
semula karena terjadinya perubahan struktur granula pada suhu tertentu.
2.
Komposisi
pereaksi anthrone adalah antrakuinon dengan reduksi dengan timah, asam asetat glasial dan asam hidroklorat atau
sikliasasi asam o-benzylbenzoic dengan cairan hydrogen fluorida. Fungsiya untuk membentuk senyawa kompleks biru kehijauan karena
bereaksi dengan karbohidrat dalam asam sulfat pekat.
3.
Komentar
Posting Komentar