Laporkan Penyalahgunaan

Label

Langsung ke konten utama

ANALISIS ENZIM PANGAN-LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA PANGAN

ANALISIS ENZIM PANGAN


  Tujuan Percobaan
1.      Mengidentifikasi pengaruh blanching terhadap aktivitas enzim amilase pada jagung manis.
2.      Menentukan absorbansi sampel blanching pada panjang gelombang 600 nm.
3.      Mengidentifikasi perbandingan sampel tanpa blanching dan dengan blanching.
4.      Mengidentifikasi uji aktivitas enzim pada sampel jagung yang di blanching dan tidak di blanching.

     Prinsip percobaan
Pada percobaan analisis enzim pangan, enzim yang akan dianalisis adalah enzim amylase. Uji analisis enzim amylase ini didasarkan pada metode blanching yaitu melewatkan bahan pangan menuju uap pemanas dan media pendingin (dapat berupa es/air dingin) untuk mendapat ekstrak enzim amilasse dilakukan sentrifugasi. Yang mana sentrifugasi ini didasarkan pada pemisahan molecular dari sel atau organel sub seluler. Berdasarkan konsep tersebut maka partikel yang tersuspensi disebuah wadah akan mengendap kedasar wadah karena adanya gravitasi. Enzim amylase ini diui dengan menggunkan spektrofotometer UV-Vis pada panang gelombang 600 nm.

Cara kerja
a.       Pembuatan Larutan Buffer Fosfat pH
Larutan Na­2HPO4 0,1 M sebanyak 94,7 ml dan ditambahkn dengan 5,2 ml NaH2PO4 0,1 M, larutan kemudian dihomogenkan dan dicek pH nya. Na2HPO4 ditambahkan kembali hingga larutan mencapai pH 8.

b.      Analisis enzim pangan dengan Metode Blanching
Metode pertama yang di gunakan yaitu blanching. Jagung manis dipisahkan dari bonggol dan di bersihkan, kemudian dipanaskan air hingga suhu 82-83oC. Jagung yang telah dibersihkan dan dipanaskan ditimbang  sebanyak 10 gram dengan menggunakan neraca analitik. Kemudian dihaluskan dengan mortar dan alu dan ditimbang sebanyak 5 gram. Ditambahkan 25 ml buffer fosfat kemudian didiamkan selama 30 menit Di sentrifugasi  pada 1500 rpm selama 20 menit Ditambahkan 1 ml amilum dan ditambahkan 1 ml KI.

c.       Larutan kontrol
Ditambahkan 1 ml amilum. Kemudian ditambahkan 1 ml HCl dan 1 ml KI. Kemudian di ukur absorbansi pada sampel dan larutan kontrol pada λ 600 nm.

d.      Analisis enzim dengan Metode tanpa Blanching
Jagung manis dipisahkan dari bonggol dan dibersihkan. Kemudian jagung manis dihaluskan menggunakan lumpang dan alu. Jagung manis halus ditimbang sebanyak 5 gram menggunakan neraca analitik. Ditambahkan 25 ml buffer fosfat dan didiamkan selama 30 menit. Campuran disentrifugasi pada 1500 rpm selama 20 menit dan ditambahkan 1 ml amilum. Kemudian ditambahkan 1 ml KI.

e.       Larutan kontrol
Ditambahkan 1 ml amilum. Kemudian ditambahkan 1 ml HCl dan 1 ml KI. Kemudian di ukur absorbansi pada sampel dan larutan kontrol pada λ 600 nm.

    Pembahasan

Enzim merupakan senyawa berstruktur protein yang dapat berfungsi sebagai katalisator dan dikenal sebagai biokatalisator. Enzim berperan sebagai katalisator yang mengkatalisis reaksi-reaksi kimia yang terjadi dalam sistem biologis. Enzim dapat mengkatalisis sebuah reaksi yang secara reaksi kimia biasa tidak mungkin terjadi dan seperti halnya katalisator biasa, enzim juga tidak ikut bereaksi atau pun terurai menjadi produk reaksi.
Enzim dapat diperoleh dari sel-sel hidup dan dapat bekerja baik untuk reaksi-reaksi yang terjadi di dalam sel maupun di luar sel. Pemanfaatan enzim untuk reaksi-reaksi yang terjadi di luar sel Sekarang banyak diaplikasikan dalam dunia industri seperti industri makanan, detergen, penyamakan kulit, kosmetik, dll. Pemanfaatan enzim dapat dilakukan secara langsung menggunakan enzim hasil isolasi maupun dengan cara pemanfaatan mikroorganisme yang dapat menghasilkan enzim yang diinginkan
Percobaan pertama yaitu analisis enzim pangan dengan metode blanching (jagung manis). Metode blanching pada percobaan ini salah satunya bertujuan untuk menjaga mutu produk, dengan cara menonaktifkan enzim alami yang terdapat pada bahan pangan. Enzim tersebut di nonaktifkan karena dapat mengganggu kualitas pangan saat dilakukan proses pengolahan selanjutnya. Tujuan blanching bervariasi dan bergantung pada proses pengolahan yang akan dilakukan. Dimana langkah pertama Jagung manis ini dihaluskan dengan menggunakan lumpang dan alu tujuannya agar dinding sel hancur sehingga semua komponen yang terkandung dalam jagung manis dapat keluar termasuk enzim α-amilase. Untuk mempermudah dalam penghalusan dilakukan penambahan akuades yang telah dipanaskan pada suhu (82 – 83 oC) sebanyak 10 gram jagung, Penghomogenesian dengan aquades dikarenakan enzim α-amilase larut dalam pelarut air karena sifat keduanya yang sama-sama polar. Dikarenakan enzim amylase dapat larut dalam air maka filtrate hasil penyaringan tersebut akan mengandung enzim amylase. Filrat tersebut kemudian ditambahkan larutan buffer fosfat sebanyak 25 mL. Fungsi penambahan buffer fosfat adalah sebagai larutan penyangga agar pH-nya tidak banyak berubah. Dimana aktivitas α-amilase berada pada range pH 5,4-6,4, maka digunakan buffer fosfat dengan pH 6,1 (buffer asam). Jika pH-nya di atas pH optimum maka enzim akan mengalami deprotonasi atau perubahan pH baik di atas maupun di bawah pH optimum akan menyebabkan enzim terdenaturasi, sehingga aktivitas enzim menurun. Campuran selanjutnya didinginkan, untuk mencegah denaturasi protein yang mengakibatkan aktivitas enzim menurun. Tetapi jika terlalu dingin maka aktivitas enzim α-amilase juga kurang optimal. Oleh karena itu pendinginan dilakukan dalam waktu kurang lebih 30 menit. Lalu pada filtrat dilakukan sentrifugasi pada 1500 rpm selama 20 menit. Filtrat disentrifugasi untuk memisahkan supernatan dari residunya. Supernatan ini merupakan ekstrak kasar, Ditambahkan 1 ml amilum  yang berfungsi untuk terjadinya reaksi enzimatis dan ditambahkan 1 ml KI untuk uji aktifitasnya yang akan positif jika ditunjukkan dengan perubahan warna. Amilum merupakan polimer sakarida yang berbentuk helix. Ion iodin masuk ke dalam spiral amilum membentuk kompleks sehingga menyebabkan warna biru kehitaman. Namun, pada penambahan ini campuran menghasilkan campuran berwarna kuning pucat. Filtrate yang dihasilkan kemudian diukur nilai absorbansinya dengan menggunakan spektrofotometer Uv-Vis pada panjang gelombang 600 nm dan menghasilkan nilai absorbansi pada larutan sampel 0,112 A dan larutan control 0,156 A.
Larutan control dibuat sebagai larutan pembanding dimana dilakukan penambahan amilum untuk reaksi enzimatis dan penambahan HCl sebagai asam kuat yang membuat suasana larutan menjadi asam karena pada larutan tersebut akan ditambahkan KI yang berfungsi sebagai indikator warna. KI pada suasana asam akan melepaskan iod dan akan memberikan warna pada larutan. Dan penambahan HCl pada larutan ini sebagai pemberi elektrolit Cl- agar aktivitas dari ptyalin meningkat. Kemudian larutan kontrol dan sampel di ukur absorbansinya pada λ 600 nm.
Untuk analisis aktifitas enzim tanpa metode blanching, prosedur yang dilakukan sama dengan analisis aktifitas enzim dengan metode blanching yang membedakannya hanya tidak dilakukan proses blanching terlebih dahulu atau perebusan. Tujuannya untuk perbandingan agar dapat di analisis pengaruh dari rpses blanching dan tanpa proses blanching. Dilakukan pula uji larutan kontrol tanpa metode blanching dan di dapat hasil untuk larutan kontrol 1,647 A dan sampel 1,335 A. Jika dibandingkan dengan data di atas tedapat perbedaan pada hasil pengukurannya. Faktor-faktor yang mempengaruhi absorbansi enzim antara lain ph, enzim, kandungan subsrat dan kandungan dari enzim itu sendiri.


    Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan pada percobaan analisis enzim pangan dapat disimpulkan bahwa :
1.      Pengaruh blanching pada aktivitas enzim amilase pada sampel jagung manis yaitu dilihat dari hasil pengukuran absorbansi pada sampel yang bernilai 0,112A.
2.      Absorbansi sampel dengan menggunakan proses blanching yaitu 0,112 A.
3.      Perbedaan pada sampel dengan proses blanching dengan non blanching terletak pada prosesnya tanpa pemanasan/perebusan dengan air panas dan ada yang direbus dan terlihat dari nilai absorbansinya.
4.      Uji aktivitas sampel tanpa blanching dan dengan blanching terletak pada perbedaan absorbansi yaitu dengan blanching 0,112 A dan tanpa blanching 1,335 A.

Daftar Pustaka
Andi, 2001. Enzim Pangan. Jakarta : PT. Gramedia.
Effendi, S. 2009. Teknologi Pengolahan dan Pengawetan Pangan. Bandung : Alfabeta.
Fennema, 1996. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta : Erlangga.
Winarno, FG. 1995. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
Yudistir, Bemardinus. 2013. Enzim dalam Jagung. Jakarta : PT. Agro Media Pustaka.





hi! aku Ocin Atrian. hari ini pekerjaanku adalah seorang guru, penari, dan penata make up. Beberapa postingan mengenai "Kimia" adalah murni milikku. hmmm, btw aku sarjana kimia gais heuheu

Komentar